Program Biologi Higiene Industri SLR

Program Biologi dalam Higiene Industri di PT Servo Lintas Raya (SLR) berfokus pada identifikasi, evaluasi, dan pengendalian bahaya biologis (biohazard)—organisme hidup dan produknya—yang dapat menyebabkan penyakit menular atau alergi pada pekerja. Meskipun SLR beroperasi di lingkungan pertambangan, bahaya biologis tetap ada dan harus dikelola secara ketat oleh Divisi SHE.

1. Pengendalian Vektor Penyakit Menular

• Identifikasi Risiko: Pemetaan area rawan genangan air, kebersihan sanitasi, dan kepadatan populasi nyamuk. Bahaya utama yang dipantau adalah Demam Berdarah (DBD) dan potensi Malaria.
• Aksi Proteksi: Pelaksanaan program 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan mencegah gigitan) di area camp, mess hall, dan rest area. Termasuk fogging terprogram serta penyediaan kelambu dan losion anti-nyamuk.
• Vaksinasi: Pemberian vaksinasi Tetanus, Hepatitis, atau lainnya sesuai risiko paparan di lokasi kerja di bawah koordinasi Occupational Health.

2. Pengendalian Bahaya Sanitasi dan Kualitas Air

• Audit Sanitasi Rutin: Inspeksi rutin terhadap kebersihan toilet, mess hall, dan fasilitas air bersih di camp dan workshop.
• Uji Kualitas Air: Pengambilan sampel air minum dan air bersih secara berkala untuk diuji laboratorium guna memastikan bebas dari bakteri seperti E. coli dan koliform.
• Higienitas Makanan: Pemeriksaan kebersihan penyedia katering (Food Handler) untuk mencegah kasus keracunan makanan massal.

3. Pengelolaan Limbah Medis dan Biologis

• Prosedur Penanganan Limbah Klinis: Penanganan limbah tajam dan infeksius sesuai prosedur Limbah B3 menggunakan wadah khusus (Safety Box) dan diserahkan ke pihak ketiga berizin.
• Penyediaan Spill Kit Biologis: Menyediakan dan melatih penggunaan spill kit untuk menangani tumpahan cairan tubuh (darah, cairan medis) di area klinik atau saat P3K insiden.

Program Biologi ini memastikan Divisi SHE SLR mengontrol bahaya yang tidak terlihat, menjaga lingkungan camp dan area operasional tetap sehat, serta mencegah penyakit menular yang dapat mengganggu kontinuitas kegiatan perusahaan.